Auditor switching, merupakan tindakan perusahaan untuk melakukan perpindahan auditor baik secara wajib maupun sukarela. Indonesia, salah satu Negara yang memberlakukan adanya pergantian KAP secara wajib yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01.2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”. peraturan yang terbaru sesuai dengan peraturan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Nomor 13/POJK.03./2017 tentang penggunaan jasa akuntan publik dan kantor akuntan publik dalam kegiatan jasa keuangan. Berbagai pertanyaan timbul ketika perusahaan melakukan auditor switching secara sukarela atas keinginan perusahaan sendiri karena terjadi diluar peraturan yang telah diterapkan. Dibutuhkannya peranan seorang auditor sebagai pihak independen untuk menengahi pihak internal maupun eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta mencari pengaruh dari Financial distress, Audit Fee dan Audit Tenure terhadap Auditor Switching pada Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia periode 2017-2021. Hipotesis didalam penelitian ini diuji menggunakan analisis regresi logistik. Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan populasi 6 Bank Umum syariah dan terdapat 30 data yang menjadi sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata Financial distress tidak berpengaruh terhadap Auditor Switching pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2017-2021 dengan nilai β -12,597 dengan angka Signifikan 0,709 > ∝0,05. Audit Fee tidak berpengaruh terhadap Auditor Switching pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2017-2021 dengan nilai β -415 dengan angka Signifikan 0,774 > ∝ 0,05. Audit Tenure tidak berpengaruh terhadap Auditor Switching pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2017-2021 dengan nilai β -28,627 dengan angka Signifikan 0,997 > ∝ 0,05. Kata Kunci: Auditor Switching, Financial Distress, Audit Fee, Audit Tenure