Kota Lubulinggau merupakan daerah otonom yang terletak di Sumatera Selatan. Diketahui, pada masa penjajahan Belanda, kawasan Lubuklinggau mengalami perkembangan penataan ruang kota yang berpengaruh terhadap pertumbuhan sosial ekonomi dan sektor lainnya. Oleh karena itu, permasalahan yang akan diangkat dalam tesis ini, dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan kawasan ruang kota dan pertumbuhan sosial ekonomi kota Lubuklinggau pada masa penjajahan Belanda, setelah ditetapkannya Lubuklinggau sebagai ibukota Onderafdeeling Musi Ulu pada tahun 1934. Fokus utama penelitian adalah pada faktor pendorong pertumbuhan kota, seperti aktivitas sosial ekonomi dan pembangunan infrastruktur. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan teknik penelitian sejarah dengan pendekatan sosiologi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori siklus, teori pembangunan daerah, teori sektoral dan teori pertumbuhan ekonomi. Sumber primer dalam penelitian ini meliputi arsip, majalah, surat kabar dan dokumentasi kontemporer serta dilengkapi dengan sumber sekunder untuk mendukung penelitian kepustakaan. Dari hasil analisis penelitian ini, terlihat jelas bahwa dari tahun 1934-1941 wilayah Lubuklinggau telah mengalami perkembangan dalam tata ruang kawasan dengan dibangunnya sarana prasarana oleh pemerintah kolonial Belanda yang berdampak kepada pertumbuhan di bidang sosial dan ekonomi, yang meliputi; perkebunan rakyat (karet), perkebunan Eropa (Onderneming), kegiatan persawahan, kegiatan arus lalu lintas di bidang jasa angkutan umum dan barang, peningkatan populasi penduduk. Dengan berkembangnya sektor sosial ekonomi tersebut, secara langsung juga mempengaruhi dampak lain seperti perubahan sosial, kegiatan keagamaan dan budaya. Kata-kata Kunci: -Lubuklinggau, -Perkembangan Kota, -Kawasan Ruang Kota, -Sosial Ekonomi