Penelitian ini mengangkat tema pembahasan mengenai Pemahaman Konsep Moderasi Beragama Bagi Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Cabang Palembang Santo Beda Yang Tekun. Adapun yang melatarbelakangi skripsi ini dimana sikap moderat merupakan hal yang sangat penting dalam menyikapi keberagamaan, ketika seseorang memiliki sikap moderasi beragama dalam dirinya maka mereka tidak akan fanatik apalagi sampai taraf tertinggi yaitu fanatisme buta yang berlebih-lebihan sehingga mengkafirkan orang lain yang berbeda dengannya. Berdasarkan masalah tersebut dapat dirumuskan pokok-pokok masalah sebagai berikut (a) Bagaimana pemahaman konsep moderasi beragama bagi Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia cabang Palembang Santo Beda yang Tekun (b) Bagaimana penerapan sikap konsep moderasi beragama oleh PMKRI cabang Palembang Santo Beda yang Tekun (c) Apa saja faktor yang mempengaruhi dalam pemahaman konsep moderasi beragama bagi PMKRI cabang Palembang Santo Beda yang Tekun. Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research). Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang bersifat menggambarkan tentang suatu objek penelitian. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diambil langsung dari wawancara dengan Brigita Elra Rugun serta pengurus-pengurus Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia cabang Palembang Santo Beda yang Tekun yang memahami konsep moderasi beragama. Data sekunder berdasarkan dari buku-buku, karya ilmiah, jurnal yang berkaitan dengan yang diteliti. Teknik pengumpulan data dalam skripsi ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data dalam skripsi ini adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian ini ditarik sebuah kesimpulan bahwa pemahaman konsep moderasi beragama bagi PMKRI cabang Palembang Santo Beda yang Tekun sudah memahami dan berkesesuaian dengan makna yang dicetuskan Kemenag RI, konsep moderasi beragama menurut pengurus PMKRI sebagai berikut: sikap netral, saling menghormati, saling menghargai, tidak ekstrem, tidak radikal, tidak berlebihan, tidak fanatic dan menjaga agar tidak timbul kekerasan. Sedangkan dalam penerapan, pengurus PMKRI telah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, bentuk-bentuknya sebagai berikut: slogan NKRI harga mati, ideologi Pancasila, dialog lintas agama, bertegur sapa dengan tetangga, menghargai keputusan seseorang, tidak mendiskriminasi agama lain, melestarikan kebudayaan dan menjaganya. Serta faktor pendukung yang mempengaruhi para pengurus yang mengetahui konsep moderasi beragama dari kemampuan sendiri, dukungan masyarakat lingkungan sekitar, diskusi dan kegiatan seminar, sedangkan dalam faktor penghambat masih menganggap moderasi beragama sebagai hal baru, sehingga masih belum mempunyai referensi dan rujukan untuk mempelajari secara sendiri.