Tulisan ini bertujuan untuk mengelaborasi dinamika asimilasi hukum Islam dengan
budaya lokal. Dengan harapan ke depan dapat membentuk dasar perspektif dalam
membentuk filantropi hukum Islam kontemporer berdasarkan realitas masyarakat
Indonesia. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa, pertama,karakteristik hukum Islam menunjukkan kemampuan beradaptasi dengan budaya
masyarakat di mana ia diterima. Bahkan dalam hal ini Islam telah memberikan
prinsip-prinsip penting mengenai perkembangan rasional dalam upaya beradaptasi
dengan lingkungan barunya. Kedua, menempatkan zakat sebagai penunjang
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia layak untuk dirumuskan. Hal ini
merupakan konsekuensi logis dari upaya umat Islam untuk selalu menempatkan
al-Qur’an dan al-Sunnah sebagai nash yang terbatas. Salah satu hasil sosial budaya
Indonesia yang paling mendasar adalah terwujudnya Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Ketiga, perumusan metodologi zakat dalam bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia berada dalam ijtihad yang dinamis dan akomodatif terhadap
perubahan. Kerangka metodologis ini didasarkan pada al-Mashlahah, ‘Urf, Sad
Dzaria’ah dan dialektika antara agama dan Negara.