Penelitian ini dilatar belakangi oleh Aparatur Sipil Negara yang tidak berzakat karena mereka merasa belum cukup untuk dikenai zakat profesi dan masih banyak kebutuhan lain yang harus dipenuhi serta kurangnya kesadaran juga sosialisasi mengenai zakat profesi. Hal ini sejalan dengan pendapat para ulama yang masih mempertimbangkan tentang pengenaan zakat profesi karena ulama salaf sebelumnya dan pada kitab fiqh klasik tidak menjelaskan zakat profesi. Rumusan masalah dan tujuan penelitian ini adalah bagaimana persepsi Aparatur Sipil Negara di Kantor Kementerian Agama Kota Palembang terhadap pengenaan zakat profesi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif dan teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, yaitu teknik yang menggambarkan data yang telah terkumpul yang kemudian akan di analisa oleh peneliti. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara penyebaran kuesioner dan dokumentasi. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh Aparatur Sipil Negara yang ada di kantor kementerian Agama kota palembang kecuali non-muslim sebanyak 85 orang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa Pada variabel Persepsi Aparatur Sipil Negara didapat jawaban sebesar 72,6% dari jawaban setuju dan sangat setuju. Sehingga Persepsi Aparatur Sipil Negara dikatagorikan “Baik” dari 3 indikator, yaitu penyerapan terhadap rangsang atau objek dari luar individu, pemahaman dan penilaian atau evaluasi. Sedangkan variabel Pengenaan Zakat Profesi ini, responden menjawab paling banyak setuju dengan persentase sebesar 52,5% masuk dalam katagorikan ”Cukup Baik” dari indikator motivasi, lingkungan serta pengetahuan. Serta penyataan yang ada pada kuesioner variabel x dan y ini valid karena sudah diuji validitas terlihat hasil rhitung lebih besar dari rtabel. Adapun pada uji reliabilitas dinyatakan reliabel karena cronbach’s alpha > 0,60. Kata Kunci: Persepsi, Aparatur Sipil Negara, Zakat Profesi.