Penelitian ini mengeksplorasi peran Komunikasi Persuasif Karang Taruna dalam menjaga pelestarian budaya lokal di Desa Tanjung Atap Barat, Kabupaten Ogan Ilir. Metode penelitian kualitatif digunakan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi, fokus pada kegiatan tahunan seperti Karnaval Rakyat. Teori yang digunakan ialah Teori Elaboration Likelihood Model yang dikemukakan oleh Richard E. Petty dan John T. Cacioppo. Hasil penelitian menunjukkan dua jalur komunikasi persuasif: jalur sentral, yang melibatkan pemrosesan mendalam dan kritis oleh generasi muda, dengan fokus pada membangun hubungan sosial positif; dan jalur periferal, yang melibatkan pemrosesan pesan secara dangkal dan penggunaan pendekatan orang tua untuk memperkenalkan kegiatan budaya. Partisipasi aktif dalam kegiatan budaya, seperti karnaval, dianggap sebagai strategi efektif untuk mendorong generasi muda terlibat dalam pelestarian budaya. Kolaborasi antara pemuda, pemerintah, dan strategi komunikasi persuasif dianggap kunci dalam mempromosikan dan melestarikan budaya lokal. Penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang peran komunikasi persuasif dalam pelestarian budaya, menekankan pentingnya memahami karakteristik generasi muda dan membangun hubungan sosial positif. Kolaborasi di antara pemuda, pemerintah, dan masyarakat dianggap sebagai langkah krusial untuk menjaga keberlanjutan budaya lokal. Kata Kunci : Komunikasi Persuasif, Karang Taruna, Generasi Z, dan Pelestarian Budaya Lokal.