Lesbian adalah orientasi seksual yang dianggap menyimpang oleh normanorma, agama dan moral yang berlaku di masyarakat. Lesbian sampai saat ini masih menjadi perbincangan karena sampai saat ini masyarakat hanya mengakui orientasi heteroseksual saja. Aturan-aturan yang berlaku di masyarakat tidak membuat kaum Lesbian menghilang dan bahkan esksistensinya telah menyebar kedalam lembaga pemasyarakatan. Pengukuhan diri sebagai Lesbian dan penolakan di masyarakat menjadi hal yang menarik bagaimana Lesbian melihat diri mereka sebagai pelaku orientasi seksual yang berbeda di tengah-tengah penolakan yang ada. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif sedangkan metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Peneliti memilih kaum Lesbian yang terdapat didalam Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Bandung untuk mempermudah peneliti mengumpulkan subjek penelitian. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara, dimana wawancara dilakukan dengan memberikan sejumlah pertanyaanpertanyaan rinci dengan menurutkan sesuai faktor-faktor dan aspek-aspek konsep diri serta bagaimana komunikasi yang digunakan antar wanita lesbi sehingga dapat mempengaruhi wanita normal menjadi seorang lesbian. Subjek yang diperoleh sebanyak 10 informan dimana setiap subjek mewakili setiap label dari kaum Lesbian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kaum Lesbian di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Bandung memiliki konsep diri yang berbeda-beda serta dalam mempengaruhi wanita normal, wanita lesbi melalui beberapa tahapan. Upaya komunikasi yang dijalankan oleh lesbian berhasil mempengaruhi wanita normal untuk mengubah orientasi seksual menjadi penyuka sesama jenis.