Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan fotografi jurnalistik yang melanggar standar yang diatur dalam Kode Etik Fotografer. Mengetahui bagaimana Sumeks.co menerapkan Kode Etik dalam Berita Hukum dan Pidana Foto merupakan tujuan utama dari penelitian ini. Metodologi kualitatif digunakan untuk penelitian ini. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan catatan tertulis, yang semuanya merupakan sumber primer dan sekunder. Reduksi data, penyajian data, verifikasi data, dan pemeriksaan keabsahan data merupakan pendekatan analisis data tambahan. Penulis menggunakan metodologi kualitatif yang didasarkan pada analisis semiotik Charles Sanders Peirce untuk penelitian ini. Sebaliknya, penelitian kualitatif bergantung pada peneliti itu sendiri sebagai perangkat pengumpulan data primer untuk menilai keadaan alam, manusia, aktivitas, dan catatan tertulis juga menjadi bagian dari penyelidikan ini. Sumber data manusia meliputi wawancara, observasi, dan dokumen, yang semuanya mengandalkan perkataan dan perbuatan orang-orang nyata. Pengambilan snowball sampling digunakan dan penulis dapat mengumpulkan lebih banyak informasi untuk mengisi kekosongan data. Berdasarkan temuan tersebut, terlihat jelas bahwa sebagian besar pandangan jurnalis tentang bagaimana seharusnya Kode Etik Jurnalistik diterapkan bertentangan dengan peraturan yang diatur di dalamnya. Demikian pula, Kode Etik Jurnalistik mengatur perilaku jurnalis dan media terkait penggunaan foto dalam pemberitaan. Seperti halnya media online lainnya, Sumeks.co akan berupaya untuk mematuhi Kode Etik Foto Jurnalistik dalam setiap pemberitaannya. Namun, hal ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, mengingat sifat Kode Etik itu sendiri dan sulitnya koordinasi antara wartawan di lapangan dan editor pemberitaan. Selain itu juga melihat bagaimana foto portal media Sumeks.co pada sosial media lainnya seperti Instagram, Facebook, dan Twitter. Kata kunci : Berita Hukum dan Kriminal, Foto Jurnalistik, Media Online Sumeks.co, Penerapan Kode Etik